Ibu Marsih Dan Rumah Impian Untuk Anak-anaknya
"Biar bisa benerin rumah, bapak tiap hari jalan kaki 2-3 jam ke Kota buat nyari kerjaan. Namanya serabutan, kadang dapet kadang nggak. Kalo belum hasil, ya nggak pulang." - Ibu Marsih.
.
Ibu Marsih adalah warga Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Ia adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Bersama suaminya, Ibu Marsih tinggal di sebuah rumah bilik seukuran 3X6 meter yang ditempati oleh empat anggota keluarga.
Tak ada dapur, kamar, bahkan MCK di rumah itu. Hanya beberapa barang dan lembaran kain sebagai alas tidur diatas lantai tanah sebagai tempat melepas penat. Jika malam tiba, hawa dingin masuk dari dinding bilik yang telah bolong dimakan rayap.
Jika musim hujan tiba, Ibu Marsih waswas menatap langit yang mengintip dibalik atapnya yang sudah berlubang dimana-mana. Takut jika terlalu lelap, air hujan masuk menggenangi rumahnya yang berlantai tanah. Kondisi seperti itulah yang kerapkali dihadapi ibu Marsih setiap hari. Kami yang saat itu berkunjung kerumahnya lalu menemui perangkat desa dan RT setempat untuk membicarakan rencana perbaikan rumah Ibu Marsih.
Dalam musyawarah itu, semua pihak menyepakati bahwa warga akan bergotongroyong membantu pembangunan rumah ibu Marsih. Akhirnya, satu minggu setelah kunjungan terakhir kami, rumah Ibu Marsih sudah mulai diperbaiki oleh warga setempat yang pembangunannya diawasi perangkat desa. Dalam setiap program perbaikan Rumah Darurat Roboh yang melalui Jabar Quick Response, keterlibatan warga dan peran aktif pemerintah desa setempat menjadi salah satu indikator penting bagi kami untuk memastikan pembangunan rumah penerima manfaat dapat berdiri sampai selesai.
kisah lainnya