Tim Jabar Quick Response Merasa Runtuh Saat Tak Bisa Bantu Ridwan Kamil Cari Emmeril Kahn
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Ketua Harian Jabar Quick Respons, Reggi Munggaran, menyesal timnya tidak bisa membantu mencari Emmeril Kahn yang hilang dan dinyatakan wafat di Sungai Aare, Bern, Swiss.
Jabar Quick Respons sendiri pembentukannya digagas Ridwan Kamil saat awal menjabat. Tugasnya, memberikan respon cepat atas masalah kebencanaan maupun masalah sosial di Jabar.
Reggi Munggaran mengatakan, baginya, Ridwan Kamil dan keluarga, bukan sosok asing. Pun demikian dengan Emmeril Kahn dan adiknya, Zahra.
"Eril kecil sering dibawa ke Blok Tempe untuk ikut bapaknya membantu warga disana. Pun Zahra kecil sering nampak pada giat perjuangan kang Emil yang turut mempertahankan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota saat itu," ujar Reggi Munggaran, Sabtu (4/6/2022).
Dia berkisah soal awal mula pembentukan Jabar Quick Respons yang digagas Ridwan Kamil, dan Jabar Bergerak. Menurutnya, keduanya organisasi sosial kemanusiaan yang diharapkan dapat jadi penolong warga papa di Jabar.
"JQR didesign kang Emil dengan semangat dan militansi tinggi. Kang Emil sering menyebutnya pasukan khusus. Ini tidak sembarangan. Berbagai bencana alam dan bencana kemanusiaan menjadi medan pertempuran yang mampu diselesaikan dengan baik," kata dia.
Permintaan Ridwan Kamil yang meminta anggota JQR punya kompetensi. Mereka kemudian diberi tugas pendidikan di Wanadri dan Basarnas Jabar.
"Semua berhasil menjadi unit pencari dan penolong terbaik yang kini dimiliki warga Jabar. 1405 aduan pertahun untuk kasus bencana dan orang hilang menjadi indikator kepercayaan warga Jabar terhadap JQR. 100 persen berhasil terespon dengan baik oleh JQR," katanya.
Hanya saja, kata dia, capaian JQR selama dibentuk, dianggap dia runtuh seketika karena tidak bisa berbuat banyak dalam membantu Ridwan Kamil mencari anaknya, Emmeril Kahn.
"Segala capaian hal baik di atas hari ini runtuh. Melihat Kang Emil sendirian mencari Eril. Setengah badan masuk ke sungai. Rasanya saya lemas. Rasanya tidak berdaya. Rasanya saya tidak berguna," katanya.
Padahal setiap orang hilang, termasuk yang laporan ke Ridwan Kamil di Jabar, langsung dikerahkan warga untuk mencari.
JQR kata dia, saat pertama mendengar hilangnya Eril di Sungai Aare Swiss langsung berkoordinasi dan menggelar rapat dengan mengundang Basarnas, WANADRI, dan para ahli-penggiat olahraga arus deras.
Basarnas, kata dia, dari awal sudah berkoordinasi dengan pihak/otoritas di Swiss melalui Kemlu untuk meminta izin untuk turut melakukan pencarian Eril.
"Hanya belum diizinkan oleh otoritas setempat. Kami membongkar sejumlah peta sungai Aare dan menganalisa semuanya. Menyiapkan berbagai metode operasi. Membangun skenario mobilisasi personel. Dan lain-lain," katanya.
Di sisi lain kami juga membangun komunikasi dengan pihak keluarga dan provinsi jabar. Memberangkatkan team SAR Indonesia ke luar negeri bukan hal mudah. Diperlukan koordinasi lintas negara.
Saat ini, Ridwan Kamil masih berduka. Meski sudah mengikhlaskan kepergian Emmeril Kahn. Doa-doa pun masih dilantunkan warga dari masjid ke masjid. Dari pengajian satu ke lainnya. Dari warga lainnya yang mencintai pemimpinnya dan keluarganya.
"Sulit untuk belajar meneladani kesabaran dan ketabahan Kang Emil dan Teh Lia juga keluarganya. Kami remuk se remuk-remuknya. Untuk Eril: kami mengenangmu sebagai pemuda baik dan berbakti. Arungilah sungai keabadian itu dengan rasa damai disertai cinta kasih Tuhan, Allah SWT," ucap dia.